Pengantar Teknologi
Komunikasi dan Informasi (PTKI)
Virtual Learning
Dosen : Bpk. Cecep
Kustandi, M.Pd
UNJ - FIP - TP '12
Virtual Learning
A.
Definisi Pendidikan Jarak Jauh (Distance Learning)
Banyak
definisi yang digunakan untuk distance learning ini. JW. Keegan melakukan
penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan definisi distance learning yang
digunakan di berbagai Negara di dunia. Menurut dia ada 6 unsur dasar pengertian
(six defining elements) yaitu:
1. Terpisahnya guru dan
siswa. Karakteristik inilah yang membedakan distance learning dari pendidikan
konvensional.
2. Adanya lembaga yang
mengelola distance learning. Hal ini yang membedakan orang yang mengikuti
distance learning dari orang yang belajar sendiri.
3. Digunakan media sebagai
sarana intuk menyajikan isi pelajaran. Misalnya melalui media elektronik, media
massa dan media cetak.
4. Diselenggarakanya
system komunikasi dua arah antara guru dan siswa, atau antara lembaga dan siswa
sehingga siswa mendapatkan manfaat dari pembelajaran tersebut. Dalam proses ini
siswa lebih berinisiatif untuk melalukan komunikasi.
5. Pada dasarnya
pendidikan ini bersifat individual karena tidak tergantung dengan organisasi
penyelenggaranya.
B. Jarak
transaksi dan cara menjembataninya
Menurut
Dewey dalam Moore(1903) menjelaskan bahwa transaksi pendidikan merupakan
interaksi antara individu, lingkungan , dan perilaku yang terjadi dalam situasi
tertentu. Transaksi pendidikan terjadi antara siswa dan guru dalam distance
learning bersifat khusus karena keterpisahannya satu sama lain. Jarak transaksi
ini dapat mengakibatkan perbedaan persepsi antara siswa dengan guru. Oleh karena
itu perlu dijembatani supaya perbedaan persepsi itu dapat berkurang atau
hilang. Menurut Moore (1903) jarak transaksi itu dapat di jembatani melalui
komunikasi dan percakapan (dialoge). Artinya makin mudah dan semakin sering
guru dan siswa berinteraksi semakin kecil kemungkinan terjadinya kesalah
pahaman dalam menafsirkan isi pelajaran. Jadi dalam distance learning sangat
lah penting interaksi guru dan muridnya agar proses belajar dapat terjadi
dengan baik.
Moore (1983) mengatakan semakin baik
media yang digunakan semakin baik proses pembelajaran akan berlangsung. Media
yang digunakan juga sangat mempengaruhi ada tidaknya komunikasi, dialog, atau
interaksi antara guru dan siswa. Kalau yang digunakan adalah tv, radio, atau
buku kesempatan siswa untuk berinteraksi, berdialog dan berkomunikasi dengan
guru sangat kecil. Audio conference, video conference, atau internet membuka
lebih besar peluang terjadinya inteaksi antara guru dan murid sehingga kecil
kemungkinan terjadinya perbedaan penafsiran isi pelajaran.
C.
Beberapa jenis tutorial dan kelemahannya
Tutorial dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya tutorial tatap muka, tutorial surat menyurat, tutorial melalui
telepon, tutorial audio dan video conference.
a. Tutorial tatap muka
Siswa
dan guru bertemu muka secara berkala untuk memberikan kesempatan kepada siswa
menanyakan kesulitaan yang dihadapi siswa. Tutorial seperti ini sangat bagus
mengurangi jarak transaksi antaraguru dan siswa. Dengan demikian kesalahahaman
penafsiran isi pelajaran dapat diperkecil
Kekurangan
yang ada dalam tutorial ini:
Tutorial
tidak dapat dilakukan terlalu sering. Makin sering biayanya semakin mahal.
Niassanya tutorial ini diadakan seminggu sekali, sebulan sekali atau bahkan
hanya 2 atau 3 kali dalam satu semester. Hal ini menyebabkan siswa harus menunggu lama untuk mengutarakan
kesulitannya kepada guru. Tutorial ini biasanya bukan merupakan keharusan.
Akibatnya banyak siswa yang memilih
tidak hadir
b. Tutorial melalui telepon atau surat
tutorial
jenis ini tidak banyak dimanfaatkan siswa, padahal biayanya relative murah dan
mudah melakukannya. Kendalanya mungkin tidak semua siswa mempunyai telepon
ataupun sungkan menanyakan pelajaran kepada guru melalui telepon atau surat. Disamping itu
tutorial melalui surat jawabannya seringkali datangnya terlambat.
c. Tutorial
melalui konfrensi audio atau video
Tutorial
ini jarang digunakan karena biayanya relative lebih mahal karena kebutuhan
waktu, jaringan internet, dan tenaga pengajar.
D.
Sistem pembelajaran melalui internet
Dalam
system pembelajaran melalui internet isi pembelajaran disampaikan secara
online. Dalam system pembelajaran ini siswa berdiskusi, belajar, bertanya dan
mengerjakan soal soal latihan secara online. Semua proses pembelajaran dapat
dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka
berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi
di kelas biasa. System pembelajaran ini sering kali disebut e-learning, virtual
learning, virtual classroom, atau virtual campus (Potter,1997).
Potensi utama virtual learning sendiri
adalah dapat memberikan peluang siswa untuk berinteraksi secara synchoronous
dengan guru, teman maupun bahan belajarnya. Selain guru dapat mengontrol
aktivitas belajar siswa melalui internet, dan juga virtual learning dapat
menyajikan bahan ajar lebih menarik dari pada proses yang terjadinya di kelas.
E.
Menciptakan kelas VIRTUAL(virtual classroom)
Pembelajaran
multidimensi yang akan membawa proses pembelajaran kearah yang lebih
kontekstual dan nyata. Sejauh ini dunia baru ini belum banyak disentuh dan
dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk membantu pembelajaran di ruang-ruang
kelas mereka.Padahal kelas/dunia virtual ini didesain sedemikian rupa sehingga
menyerupai dunia aslinya. Belajar di kelas virtual semacam ini memungkinkan kita
(guru dan siswa) mendapatkan banyak manfaat dan akan mendapati kejutan-kejutan
baru dalam belajar.Kejutan baru itu dapat kita rasakan mengingat sesuatu yang
kita pelajari/belajarkan kadang hanyalah berupah gambaran abstrak tentang suatu
fenomena,peristiwa atau hanya sebatas rumus-rumus belaka.Di kelas virtual
inilah gambaran abstrak itu kian menjadi nyata dan memesona. Di kelas virtual ini Guru dan siswa dapat menggunakan
simulasi dan visualisasi untuk memahami suatu konsep. Dimana dunia virtual
memudahkan guru maupun siswa menyimulasikan berbagai materi pelajaran yang mungkin
sulit dilakukan di dunia fisik. Misalnya mengenai perjalanan ke bulan, gempa
bumi, tsunami, pembedahan jantung, peradaban Mesir, dll. Melalui dunia virtual,
siswa juga bisa memvisualisasikan materi belajar seperti rangkaian DNA, tata
surya, dansejenisnya. Dikelas ini juga
Guru dan siswa bisa bertemu dan berdialog dengan berbagai ahli dari belahan
bumi manapun. Kesempatan ini memungkinkan baik guru maupun siswa belajar dari
sumber yang berkualitas. Kelas ini juga memudahkan Guru dan siswa melakukan
darwa wisata (fieldtrip) dan belajar dari tempat-tempat yg dikunjungi tanpa
biaya Tidak bisa kita pungkiri bahwa belajar langsung di tempat yang
berhubungan dengan topik yang sedang diajarkan akan lebih berkesan bagi siswa.
Tetapi sering kali biaya menjadi kendala dalam melakukan kegiatan ini di dunia
fisik. Di dunia virtual, banyak sekali tempat baik itu tempat bersejarah
seperti candi borobudur, tembok besar Cina, rekator nukir, NASA dan objek lain
yang tersedia dan bisa dikunjungi kapan saja tanpa biaya.
Menurut
Potter(1997), menciptakan kelas virtual harus mempertimbangkan berbagai hal
agar pembelajaran dapat terjadi dengan efektif
1.Dilengkapi
dengan sumber belajar pada saat dibutuhkan siswa tersedia dan mudah diakses
2.
Menyediakan ruang untuk percobaan dan penerapan sama seperti halnya system
konvensional yang diberi kesempatan melakukan percobaan, menghadapi worksop,
melakukan demonstrasi mengenai hasil pelaksanaan tugas.
3.
Menyatukan siswa dan guru supaya merekabersilap terbuka dan bertukar gagasan
4.
Memberikan harapan pada siswa untuk terjadinya proses belajar dan menciptakan
lingkungan yang konduif untuk belajar.
5.
Menjadi sarana sebagai pengembang kebebasan akademik. Contoh melakukan
percobaan, dalam membuat asumsi, dalam berinteraksi dengan kelas lain tanpa
harus ada rasa takut dan cemas.
6.
Harus dapat memberikan penilaian terhadap kinerja siswa.
F.
Kelemahan Kelas Virtual
Kelas
virtual diciptakan dengan bantuan internet. Ada beberapa kelemahan dari virtual
class ini diantaranya:
Ø Penggunaan
internet memerlukan infrastruktur yang memadai
Ø Penggunaan
internet yang mahal
Ø Komunikasi
melalui internet sering kali lamban
Ø Terjajadinya
salah penafsiran
G. Kelas Online Gratis
Free Virtual Classroom yang disediakan oleh
WiZiQ adalah sebuah kelas online dimana pengajar dan yang diajar terhubung
secara online. Kelas virtual ini akan menggunakan fitur audio-video conference,
chatting, papan tulis, dan content
sharing. Kelas
ini gratis, alias tidak dipungut bayaran dalam penggunaannya. Kelas juga akan
direkam dan akan bisa diakses lagi di WiZiQ yang nantinya bisa digunakan untuk
kajian ulang atau referensi.
Peserta bisa mengikuti kelas dan
bisa menikmati percakapan secara verbal dengan peserta lain di kelas yang sama,
gambar atau tulis sesuatu di papan tulis serta berbagi file-file PowerPoint,
PDF, Flash dan Gambar.
Beberapa keuntungan
untuk Pengajar
*Menyediakan sistem utuh manajemen pengajaran
online tanpa menginstall software apapun
*Pengajar bisa berinteraksi dengan peserta
ajarnya melalui papan tulis online, apakah itu berupa tulisan atau dokumen, dan
dengan two-way audio dan fitur chatting
*Pengajar bisa membuat account profilenya
*Kelas bisa berupa one-on-one class atau terdiri
dari beberapa orang dalam satu kelas
*Pengajar bisa dan diperkenankan meminta bayaran
pada peserta ajarnya
Beberapa keuntungan
untuk Peserta Ajar
*Peserta bisa mencari pengajarnya sendiri
*Belajar dari rumah, langsung melalui internet
dengan browser yang mudah dipahami dan digunakan, tanpa menginstall apapun
*Bisa mengakses tutorial sesuai dengan materi
ajar pilihan.
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
Semakin
diminatinya pendidikan jarak jauh haruslah mementingkan aspek efektifitas dari
pembelajarannya tersebut. Pendidikan jarak jauh (distance learning) juga harus
di imbangi dengan ada nya insfrastrukur yang baik. Karena melaksanakannya juga
butuh biaya yang mahal pada saat ini hanya dapat di kembangkan untuk daerah
perkotaan. Jadi agar kondisi pendidikan tidak tertinggal, kelas virtual atau
distance learning ini sangat lah membantu dan perlu dikembangkan.
Saran
1.
E-learning virtual classroom
harus
terus dikembangkanterutama oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan
2.
Antara siswa dan pengajar harus ada komitmen
yang kuat agarpenyelenggaraan e-learning virtual classroom mencapai
tujuanpembelajaran yang ditargetkan. (sumber : kel 8 PTKI TP FIP UNJ'12)
Ida Ayu Komang Anggraeni (NIM : 1215121096)
0 komentar:
Posting Komentar