Pengantar Teknologi
Komunikasi dan Informasi (PTKI)
Integrasi TIK dalam Pembelajaran
Dosen : Bpk. Cecep
Kustandi, M.Pd
UNJ - FIP - TP '12
Pengertian
Integrasi
Integrasi adalah pembauran hingga
menjadi kesatuan yang utuh.
TIK
Teknologi
informasi dan komunikasi tidak terfokus pada segala sesuatu hal yang berkaitan
dengan internet dan computer saja, akan tetapi segala sarana dan fasilitas yang
dapat membantu proses belajar dan pembelajaran.
Belajar
Suatu usaha yang dilakukan dari
dalam diri seseorang untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran
Adalah
suatu proses, cara, perbuatan menjadikan orang agar mau belajar yang
berlangsung diluar diri seseorang (eksternal)
Integrasi
TIK dalam belajar
Dewasa
ini, proses pembelajaran yang ada di sekitar kita tidak jauh-jauh dari
perkembangan teknologi, mulai dari mobile phone, note book,
televisi, dan lain sebagainya. Hal ini karena memang pengaruh teknologi sangat
besar dan tidak bisa kita pungkiri bahwa kita membutuhkan teknologi dalam dunia
pendidikan. Jika merunut pada salah satu prinsip kurikulum pendidikan
yaitu harus relevan dengan perkembangan IPTEK, karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang tiap saat. Maka TIK tidak bisa kita nafi
kan sebagai sumber belajar.
* Mengapa Menggunakan TIK?
Menggunakan
TIK secara efektif di dalam kelas bukanlah menyangkut tentang menjalankan
sebuah teknologi sampai bekerja. Penggunaan TIK bukanlah apa yang kita gunakan
tetapi yang penting adalah bagaimana dan kapan kita menggunakannya.
Menggunakan
TIK dalam setiap belajar akan memacu inovasi. Inovasi adalah menciptakan
sesuatu yang menarik, memikat, merangsang pemikiran, dan menyenangkan. Salah
satu kelebihan penggunaan TIK adalah kemampuannya dalam meracik sebuah
pelajaran yang memperdalam pemahaman siswa akan konsep dan ide, serta
memberikan kepada mereka pengalaman-pengalaman yang baru dan menimbulkan rasa
haus akan pengetahuan di seluruh kelas.
Berdasarkan
banyak penelitian, penggunaan TIK di dalam kelas mempengaruhi penguasaan dan motivasi siswa.
Pengaruh TIK dalam Pembelajaran:
§
Membuka
cakrawala baru dalam kegiatan belajar dan mengajar. Mengajar menggunakan TIK memberikan
semangat baru dalam pengajaran, mengadopsi pendekatan yang baru, mengumpulkan
berbagai ide dan konsep, serta mengembangkan kecakapan-kecapakan yang baru.
§
Membantu
memacu dan mendorong siswa. Menggunakan TIK secara interaktif membantu
meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan perhatian siswa akan pelajaran,
serta membantu membentuk perilaku siswa.
§
Mempersiapkan
siswa untuk memasuki dunia kerja, karena saat ini sulit sekali menemukan sebuah
pekerjaan yang tidak tersentuh oleh TIK.
§
Membantu
sekolah untuk memaksimalkan sumber daya yang ada, membantu untuk menghemat uang
dan waktu dengan memaksimalkan dampak yang terjadi akibat penggunaan TIK,
membantu mengurangi beban dalam persiapan, perencanaan dan pengayaan. Dengan
mudah guru dapat melihat kembali pekerjaan-pekerjaan yang sudah dilakukan,
serta menganalisis perkembangan siswa dengan cepat
§
Leluasa.
Maksudnya adalah belajar dan mengajar dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa
dalam berbagai tingkatan, kemampuan dan gaya belajar siswa. TIK memberikan
kebebasan bagi siswa untuk mengatur cara belajar mereka, dan dengan cara yang
paling sesuai menurut tipe belajar masing-masing. Siswa memiliki akses ke
berbagai sumber pengetahuan; baik itu materi maupun orang/ahli. Dengan demikian
siswa mampu memiliki pengalaman personal dimana mereka memilih cara belajar
seperti apa yang mereka lebih sukai.
§
Kapanpun
dan dimanapun. Dengan menggunakan TIK, siswa tidak perlu tertinggal pelajaran
jika tidak dapat menghadiri sebuah kelas, siswa sekarang mempunyai akses untuk
belajar kapanpun dan dimanapun mereka sukai.
§
Pembelajaran
Aktif. pembelajaran tidak lagi bersifat pasif, yakni siswa duduk di depan guru
dan “learning by telling”, penggunaan TIK secara efektif mampu membuat
pembelajaran menjadi aktif. Penekanannya adalah interaktif atau “learning by
doing”.
§
Komunitas
Online. Belajar adalah aktifitas sosial, dengan penggunaan TIK pembelajaran
yang maksimal dan tahan lama dapat dicapai dengan bergabung bersama komunitas
online dan jaringan. Siswa didorong untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan
berbagi pengetahuan. TIK mendorong pembelajaran melalui refleksi dan diskusi.
Integrasi
TIK dalam pembelajaran
* Apa yang
Dimaksud dengan Mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran?
Mari
kita bandingkan dua kalimat berikut! ”Learning to Use ICTs vs Using ICTs to
Learn”. Secara sederhana, mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran
sama maknanya dengan menggunakan TIK untuk belajar (using ICTs to learn)
sebagai lawan dari belajar menggunakan TIK (learning to use ICTs). Belajar
menggunakan TIK mengandung makna bahwa TIK masih dijadikan sebagai obyek
belajar atau mata pelajaran.
UNESCO mengklasifikasikan tahap penggunaan TIK
dalam
pembelajaran kedalam empat tahap sebagai berikut:
1. Tahap emerging: baru menyadari akan
pentingnya TIK untuk pembelajaran dan belum berupaya untuk menerapkannya.
2.
Tahap
applying: satu langkah lebih maju dimana TIK telah dijadikan sebagai obyek untuk
dipelajari (mata pelajaran).
3.
Pada
tahap integrating: TIK telah diintegrasikan ke dalam kurikulum (pembelajaran).
4.
Tahap
transforming: merupakan tahap yang paling ideal dimana TIK telah menjadi
katalis bagi perubahan/evolusi pendidikan. TIK diaplikasikan secara penuh baik
untuk proses pembelajaran (instructional purpose) maupun untuk administrasi.
Apa yang terjadi dalam praktek pembelajaran di negara-negara berkembang,
termasuk Indonesia, TIK masih dijadikan sebagai obyek atau mata pelajaran.
Sebagian besar, TIK masih dijadikan sebagai obyek belajar atau mata pelajaran
di sekolah-sekolah. Bahkan di tingkat perguruan tinggi atau akademi, banyak
dibuka program studi yang berkaitan dengan TIK, seperti teknik informatika,
manajemen informatika, teknik komputer, dan lain- lain.
& Mengapa
Pengintegrasian TIK ke dalam Proses Pembelajaran Penting?
Jawabannya
sangat berkaitan erat dengan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia untuk
siap memasuki era masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
Tahun 2020 Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas (AFTA). Pada masa itu,
masyarakat Indonesia harus memiliki ICT literacy yang mumpuni dan kemampuan
menggunakannya untuk meningkatkan produktifitas (knowledge-based society). Pengintegrasian
TIK ke dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan ICT literacy membangun
karakteristik masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society) pada
diri siswa, disamping dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran itu sendiri.
UNESCO
(2002) menyatakan bahwa pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran
memiliki tiga tujuan utama:
Q Untuk membangun ”knowledge-based
society habits” seperti kemampuan memecahkan masalah (problem solving),
kemampuan berkomunikasi, kemampuan mencari, mengoleh/mengelola informasi,
mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada orang
lain;
Q Untuk mengembangkan keterampilan
menggunakan TIK (ICT literacy); dan
Q Untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi proses pembelajaran.
*
Bagaimana Mengintegrasikan TIK ke dalam Proses
Pembelajaran?
Dari
sisi pendekatan, Fryer (2001) menyarankan dua pendekatan yang dapat dilakukan
guru ketika merencanakan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK, yaitu:
Pendekatan
Topik (Theme-Centered Approach), Pada pendekatan ini, topik atau satuan
pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang dilakukan
adalah:
1.
menentukan topik.
2.
menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3.
menentukan aktivitas pembelajaran dan software (seperti modul. LKS, program
audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang relevan
untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
·
Pendekatan Software (Software-centered Approach), menganut langkah yang
sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti
bku, modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di
internet, dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan
dengan topik dan tujuan pembelajaran yang relevan dengan software yang ada
tersebut. Sebagai contoh, karena di sekolah hanya ada beberapa VCD atau mungkin
CD- ROM tertentu yang relevan untuk suatu topik tertentu, maka guru
merencanakan pengintegrasian software tersebut untuk mengajar hanya topic tertentu.
Topik yang lain terpaksa dilaksanakan dengan cara konvensional.
*
Apa saja hambatan dalam mengintegrasikan TIK
ke dalam proses pembelajaran?
Ada beberapa hambatan yang perlu
digaris bawahi berkaitan dengan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Hambatan-
hambatan tersebut diantaranya adalah:
6 Penolakan/keengganan untuk berubah
(resistancy to change), khususnya dari policy maker (kepala sekolah dan guru).
6 Kesiapan SDM (ICT literacy dan
kompetensi guru).
6 Ketersedian fasilitas TIK.
6 Ketersediaan bahan belajar berbasis
aneka sumber.
6 Keberlangsungan (sustainability)
karena keterbatasan dana.
Kesimpulan
Di
era globalisasi ini, proses belajar dan pembelajaran tidak luput dari
perkembangan teknologi. Hal ini dikarenakan pengaruh teknologi sangat besar dan
tidak bisa dipungkiri bahwa kita membutuhkan teknologi dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan penelitian, penggunaan TIK di dalam kelas mempengaruhi penguasaan
dan motivasi siswa. Namun, tidak menutup kemungkinan ada hambatan dalam
mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran, seperti kesiapan SDM (Sumber
Daya Manusia). (sumber : Kel 5 PTKI TP UNJ'12)
Penguasaan Materi
1.
Apa yang dimaksud dengan
mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran?
Yang
dimaksud dengan mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran adalah
menggunakan TIK dalam
proses belajar untuk melatih keterampilan, bukan
mengajarkan TIK tersebut sebagai mata pelajaran yang terpisah di sekolah-sekolah hingga tingkat perguruan tinggi atau akademi.
Sebagai contoh siswa mempresentasikan sesuatu dengan Ms. Power Point,
berkomunikasi melalui e-mail, membuat laporan pengolah kata dengan Ms. Word.
2.
Mengapa pengintegrasian TIK ke dalam
proses pembelajaran penting?
Karena
pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
siswa untuk siap memasuki era masyarakat berbasis pengetahuan dan dapat
meningkatkan ICT literacy, membangun karakteristik masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge-based society) pada diri siswa, serta dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran itu sendiri.
Guru dan siswa memiliki peran untuk mengintegrasikan TIK ke dalam proses
pembelajaran. Peran Guru yaitu menjadi fasilitator, kolaborator, mentor,
pelatih, pengarah dan teman belajar, serta dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang
besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar. Peran
siswa yaitu menjadi partisipan
aktif, menghasilkan dan
berbagi (sharing) pengetahuan/keterampilan serta berpartisipasi sebanyak
mungkin sebagaimana layaknya seorang ahli, belajar secara individu, sebagaimana halnya juga
kolaboratif dengan siswa lain. Contoh: guru
memberikan tugas yang mengunakan TIK dalam pengerjaan tugas.
(By Kel 13 PTKI TP UNJ'12)
Ida Ayu Komang Anggraeni (NIM : 1215121096)
1 komentar:
Assalamu'alaikum kakak ida....ini saya kiki saya mahasiswa di STAI Surabaya, kbetulan saya sedang dlam proses penulisan skripsi...skrisi saya berjudul "Peran Guru Dalam Pembelajaran ICT Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Dalam Penggunaan ICT" mohon di share tentang ini ya kak...terima kasih....salam kenal...
Wassalamu'alaikum..........
Posting Komentar