Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

RSS

Artikel Penelitian Meta Analisis




Penelitian Meta Analisis 



Kapita Selekta Hasil Penelitian adalah salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh Mahasiswa / Mahasiswi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, dengan Prof. Dr. B.P. Sitepu M.A sebagai dosen pengampu mata kuliah, dan kak Mitha Septiani S.Pd sebagai Asisten Dosen. Kapita Selekta Hasil Penelitian sering disebut juga KSHP untuk mempersingkat penyebutan nama mata kuliah ini yang cukup panjang. Mata kuliah KSHP membahas seputar topik-topik penting yang terpilih mengenai hasil-hasil penelitian di bidang Teknologi Pendidikan yang dapat dikembangkan menjadi sebuah teori. Nah, dalam artikel ini, saya akan menjabarkan mengenai penelitian meta analisis mulai dari pengertian, tujuan, jenis-jenis penelitian, dan metodologi yang dilakukan dalam penelitian meta analisis, artikel ini saya tulis sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah KSHP ini dan untuk dijadikan sumber belajar bagi diri saya dan teman-teman lainnya.
Meta Analisis sebagai sebuah metode penelitian, diperkenalkan pertama kali oleh Karl Pearson pada tahun 1904 yang digunakan sebagai kajian di bidang pengobatan/medis  secara implisit (tidak dikatakan secara jelas dan terang-terangan bahwa ia melakukan sebuah penelitian meta analisis). Selanjutnya pada tahun 1976, Gene Glass memakai istilah meta analisis di dalam artikelnya, dan ia pun mengembangkan penelitian meta analisis yang kini telah berhasil memperluas pangadopsian hasil penelitian oleh para peneliti. Apa yang dimaksuda penelitian meta analisis? Berikut akan dibahas pengertian meta analisis menurut para Ahli :
  •  Meta analisis menurut Glass (1981) adalah analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup banyak serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekannya dalam mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang fungsinya untuk melengkapi maksud-maksud lainnya.
  •  Menurut Borg (1983) meta analisis merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan konsistensi atau ketidak-konsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian sejenis.
  • Sutjipto (1995) mengartikan meta analisis sebagai salah satu upaya untuk merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain,  meta-analisis sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer.
  • Sugiyanto (2004), berpendapat bahwa Meta-analisis merupakan studi dengan cara menganalisis data yang berasal dari studi primer. Hasil analisis studi primer dipakai sebagai dasar untuk menerima atau mendukung hipotesis,dan dapat pula digunakan untuk menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa peneliti.
  • Barbora (2009) menyimpulkan bahwa meta analisis menurut Sutrisno, Hery dan Kartono (2007) merupakan teknik yang digunakan untuk merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif dengan cara mencari nilai effect size. Effect size dicari dengan cara mencari selisih rata-rata kelas eksperimen dengan rata-rata kelas control, kemudian dibagi dengan standard deviasi kelas control. 
  •  Berdasarkan KBBI, saya mengartikan Penelitian Meta Analisis sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu masalah atau menguji sebuah hipotesis dengan melakukan penyelidikan terhadap penelitian-penelitian yang telah ada dengan menguraikan dan menelaah bagian-bagian dari tiap penelitian serta hubungan  tiap penelitian untuk memperoleh kesimpulan dan pemahaman yang mendalam terhadap penelitian yang dikaji. 
  •  Selanjutnya pengertian yang saya tangkap dari pernyataan Prof. Dr. B.P Sitepu M.A pada Jum’at tanggal 20 februari 2015 di kelas, bahwa meta analisis adalah cara melihat sebuah masalah dari atas ke bawah (menyeluruh) dengan melihat banyak sumber serta hasil penelitian di berbagai tempat, dan melakukan analisis atas penelitian-penelitian tersebut untuk menemukan teori yang menyeluruh dan dapat dijadikan solusi dalam memecahkan masalah. Pengertian ini dapat membantu kita mengerti konsep dasar dari apa yang dimaksud dengan penelitian meta analisis.
Jadi, penelitian meta analisis secara lebih sederhana dan mencakup poin-poin penting dalam pengertian para ahli yang telah dijabarkan adalah  sebuah analisis atas analisis, dari sejumlah hasil penelitian dalam masalah sejenis dengan merangkum hasil-hasil penelitian tersebut secara kuantitatif.  Penelitian meta analisis ini memiliki Tujuan, yaitu :
  • Untuk menyelesaikan ketidakpastian hasil laporan
  • Untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah yang belum dikaji
  • Untuk menemukan konsistensi atau ketidak-konsistenan suatu penelitian yang sejenis.#
  • Untuk memperoleh estimasi effect size, seberapa kuat hubungan atau seberapa besar perbedaan antar variable di tiap penelitian.
  • Melakukan interfensi dari data dalam sample ke dalam populasi, baik dengan hipotesis (anggapan dasar yang masih perlu dibuktikan) maupun dengan melakukan estimasi (perkiraan berdasarkan keadaan-keadaan yang ada). 
  • Melakukan control terhadap variable yang berpotensi mengacaukan  agar tidak mengganggu hubungan atau perbedaan dari penelitian-penelitian yang ada.
Beberapa jenis penelitian yang dapat digunakan dalam melakukan penelitian meta analisis yaitu ;
    1.  Penelitian Eksperimental, penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang paling jelas, karena telah melakukan percobaan secara nyata dari teori-teori yang telah digabungkan. Hasil dari penelitian ini cenderung megarah kepada penerimaan dan penolakan sebuah pandangan teoritis terhadap objek kajian secara jelas. 
    2. Penelitian Korelasi, penelitian ini meliputi penyelidikan mengenai sejauh mana satu variable dengan variable lainnya saling hubungan. Penelitian ini menghasilkan prediksi yang lebih luas dari sebuah penggabungan hasil-hasil penelitian yang ada.
    3. Penelitian Perbandingan menghasilkan suatu teori lebih lanjut mengenai kemungkinan penyebab atau konsekuensi dari perbedaan-perbedaan karakteristik dari berbagai  subjek yang dikaji.
    4. Penelitian Survei,  penelitian survei pada penelitian meta analisis merupakan kegiatan survey ulang yang dilakukan untuk membahas karakteristik yang spesifik dalam sebuah kelompok.
    5. Penelitian Etnografi, penekanan yang dilakukan dalam jenis penelitian ini adalah medokumentasikan atau menggambarkan pengalaman sehari-hari dengan mengamati dan mewawancarai orang-orang yang tepat  yang bertujuan menganalisis karakteristik suatu kebudayaan. 
    6. Penelitian Sejarah, penelitian ini melakukan pengkajian ulang terhadap aspek-aspek yang telah dipelajari pada masa lalu, baik dengan metode analisis dokumen, maupun wawancara sumber yang ada pada waktu tersebut. 
    7. Penelitian Tindakan, hal mendasar pertama yang penting dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis generalisasi dari subjek, pengaturan dan situasi.

Penelitian meta analisis merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder berupa data-data yang telah ada dari hasil penelitian sebelumnya. Dengan demikian, penelitian ini disebut sebagai penelitian ex post facto yang seringnya berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian meta analasis menurut David B. Wilson dan George A. Kelley :
1)      Tetapkan Masalah yang akan diteliti, contoh : peneliti ingin mengkaji mengenai efektifitas penggunaan media audio dalam proses pembelajaran di berbagai situasi.
2)      Tentukan periode hasil-hasil penelitian yang dijadikan sumber data, misalnya penelitian yang dilakukan 10 tahun terakhir
3)      Cari laporan-laporan penelitian yang berkaitan dengan objek atau masalah yang sedang di kaji, yaitu seputar penelitian-penelitian mengenai penggunaan media audio dalam pembelajaran beserta efektifitasnya selama 10 tahun terakhir. Penelitian-penelitian ini dapat berbentuk apa saja baik skripsi, tesis, disertasi, laporan yang diperoleh dari buku, jurnal, dan pustaka-pustaka lainnya serta dapat didapat pula dari internet dengan sumber yang jelas dan dapat dipercaya kebenarannya.
4)      Baca judul dan asbtrak laporan penelitian untuk melihat kesesuaian isi dengan masalah yang akan diteliti.
5)      Fokuskan analisis penelitian pada masalah, metode penelitian (jenis penelitian, tempat, waktu, populasi, teknik pengambilan sampel, teknik pengolahan data, teknik analisis data) data, analisis data, dan hasil penelitian.
6)      Kategorikan masing-masing penelitian berdasarkan paradigmanya, misalnya penelitian kuantitatif (positivistik) yang biasanya dalam bentuk penelitian eksperimen, dan penelitian kualitatif (post positivistic) yang biasanya berbentuk penelitian deskriptif eksploratif dengan analisis kritis.
7)      Bandingkan hasil semua penelitian sesuai dengan kategorinya. Untuk memperoleh kesimpulan besarnya pengaruh atau hubungan antara variable dalam :
  • penelitian kuantitatif dipergunakan rumus =
d = Xe – Xc
                        sp
 Keterangan : 
D = Effect Sized
Xe = Kelompok Eksperimen
Xc = Kelompok Control
Sp = Standar Deviasi
  • Penelitian kualitatif, dapat dilakukan melalui perhitungan presentasi temuan yang sama untuk masalah sejenis.

8)      Analisis kesimpulan yang ditemukan dengan mengkaji metode dan analisis data dalam setiap penelitian sehingga dapat diketahui keunggulan dan kekurangan penelitian yang telah dilakukan.

9)      Tarik kesimpulan penelitian meta analisis berdasarkan 8 langkah-langkah sebelumnya.

Dalam artikel ini, kesimpulan yang dapat diambil antara lain, yang dimaksud dengan penelitian meta analisis adalah analisis atas analisis, dari sejumlah hasil penelitian dalam masalah sejenis dengan merangkum hasil-hasil penelitian secara kuantitatif. Jenis-jenis penelitian yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian meta analisis adalah Penelitian Korelasi, Perbandingan, Survei, Etnografi, Sejarah, dan penelitian Tindakan. Terdapat serangkaian langkah-langkah sistematis yang perlu dilakukan dalam melaksanakan penelitian meta analisis ini mulai dari menentukan masalah, memilih berbagai penelitian yang sesuai, menghitung effect size, menganalisis kesimpulan  dari penelitian yang telah ada, hingga membuat kesimpulan dari hasil penelitian meta analisis.
Sekian artikel ini, semoga dapat bermanfaat bagi semua audiens dan teruntuk saya sendiri sebagai pedoman dalam mengikuti perkuliahan KSHP. Saya mohon maaf apabila masih terdapat banyak kekurangan dalam artikel ini, dan saya ucapkan terima kasih kepada sumber-sumber yang saya baca dalam mengembangkan artikel ini.

Sumber Bacaan :

Buku :
Sedarmayanti., Hidayat, Syarifudin. Metodologi Penelitian.(2011). Bandung : Mandar Maju

Slide Powerpoint :
Wahyuni, Arlinda S., Harahap, Juliandi. Meta Analisis

Artikel dan Blog 
  • http://astvat-ereta.blogspot.com/2013/04/apa-sih-yang-dimaksud-penelitian-meta_5007.html diakses pada 6 april 2015 pukul 23.24


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

“Inovasikah Pembelajaran menggunakan Facebook Bagi Mahasiswa TP Reg UNJ 2012?”

Nama :        Ida Ayu Komang Anggraeni
NIM  :         1215121096

Topik yang didiskusikan : “ Berdasarkan Pengertian Inovasi menurut Roger dan menurut Reigeluth, analisislah apakah Forum Grup Diskusi Facebook IDP ini termasuk inovasi atau bukan pada mata kuliah ini”

   A.     Pendahuluan

     Pertama-tama akan saya jawab dahulu apa pengertian Inovasi menurut kedua ahli tersebut :
à   Menurut E. Rogers : Inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek, objek atau benda, yang disadari dan diterima sebagai sesuatu hal baru bagi individu atau kelompok untuk diadopsi.
à   Menurut Reigeluth inovasi adalah suatu proses perubahan secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan tertentu.

     Mengapa dari banyak pendapat ahli dipilih 2 ahli tersebut sebagai acuan dasar dalam menjawab? Setelah ditelusuri, ternyata 2 ahli tersebut memiliki peran besar dalam dunia pendidikan termasuk Teknologi Pendidikan. Kenapa? Everett M. Rogers pada usianya ke 30 memberikan hasil penelitiannya mengenai teori difusi inovasi dan telah menjadi sebuah teori terkenal dan banyak dikutip dalam dunia akademik sejak 1962, dan kini telah menjadi mata kuliah ‘divusi inovasi pendidikan atau IDP’ yang kini sedang kami tempuh. Sedangkan Reigeluth adalah pencetus teori Elaborasi (1992) yaitu bagaimana pembelajaran harus diatur sedemikian rupa dalam rangka meningkatkan kompleksitas untuk belajar optimal, itulah mengapa menurutnya inovasi adalah perubahan menyeluruh dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan. Hal tersebut juga sejalan dengan teknologi pendidikan dan dapat diartikan bahwa dalam mengoptimalkan pembelajaran dibutuhkan inovasi agar pembelajaran dapat selalu menyelesaikan masalah-masalah baru yang ada.

     Nah, di zaman sekarang pasti bagi penghuni kota-kota besar di Indonesia sudah tidak asing dengan macam-macam inovasi canggih berupa teknologi-teknologi yang sudah dipakai dalam keseharian, bahkan tak sedikit yang tidak bisa lepas darinya walau sebentar. Ditambah kini internet sudah menjadi salah satu sumber belajar praktis yang mudah dijangkau dan diakses dimanapun. Bagaimana dengan penggunaan Sos-Med (Sosial Media) sebagai metode pembelajaran?

     Selanjutnya akan kita bahas hasil survey apakah metode ini merupakan suatu inovasi atau bukan. Responden survey  ini adalah mahasiswa Teknologi Pendidikan Reguler tahun 2012 yang mengikuti mata kuliah DIP di Universitas Negeri Jakarta tahun 2014. Dengan survey ini dapat diketahui apakah kini penggunaan media sosial Facebook dalam pembelajaran merupakan suatu inovasi atau bukan lagi suatu inovasi. Survey ini dilakukan dengan menganalisis berbagai jawaban (komentar) mahasiswa dari pertanyaan yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah ini yaitu Bu. Retno Widyaningrum, MM Pada forum grup diskusi facebook DIP 2014 REG.

  B.     Hasil Survey

     Dalam Hasil survey ini dijabarkan berapa banyak mahasiswa yang menjawab pertanyaan di grup facebook, lalu presentase macam-macam jawaban dan terakhir alasan-alasan mahasiswa dalam menentukan apakah facebook merupakan inovasi atau bukan inovasi. Berikut hasilnya :

1.       Jumlah Mahasiswa yang Menjawab dan yang Tidak Menjawab

 1.1    Tabel
        

1.2  Grafik Batang



1.3  Grafik PIE 3D




2.       Yang Menjawab Yes , No, Yes & NO

à      jumlah mahasiswa yang menjawab yes = 4
yes = 4 mahasiswa tersebut menyatakan bahwa grup diskusi facebok ini adalah inovasi
à      jumlah mahasiswa yang menjawab no = 8
no = 8 mahasiswa menyatakan bahwa grup diskusi facebook ini bukan suatu inovasi
à      jumlah mahasiswa yang menjawab yes & no = 20
jawaban yes dan no, memiliki jumlah presentasi jawaban terbanyak yaitu 20, mahasiswa yang menjawab merasa grup diskusi facebook ini suatu inovasi dan bukan inovasi.

2.1  Tabel



2.2  Grafik Batang



2.3  Grafik PIE 3D



3.       Alasan

Jumlah mahasiswa yang menjawab berdasarkan ;
à      REIGELUTH YES – ROGERS NO        = 8
à      ROGERS YES      – REIGELUTH NO   = 9
à      REIGELUTH NO  – ROGERS NO        = 9
à      REIGELUTH YES  - ROGERS YES      = 4
à      LAIN-LAIN                                           = 2

Begitu banyak alasan dalam memberikan jawaban antara yes, no, serta yes & no. Sehingga saya rumuskan inti dari bermacam-macam alasan yang ada tersebut, yaitu :

Yes – Forum Diskusi menggunakan FB ini merupakan suatu Inovasi, karena...
1.       Merupakan suatu hal yang Baru
2.       Berkelanjutan dan Terus Menerus
3.       Baru karena pertama kali mengambil mata kuliah ini

No - Forum Diskusi menggunakan FB ini bukan merupakan suatu Inovasi, karena...
1.         Sudah Pernah Menggunakan Media FB sebagai metode pembelajaran Online
2.         Tidak berkelanjutan dan tidak menyeluruh
3.         Media FB sama seperti grup diskusi online lainnya (lemlit,web bali)
4.         Bukan sesuatu yang baru diterapkan dalam mata kuliah ini

3.1  Tabel                    




3.2  Grafik Batang



3.3  Grafik PIE 3D




     C.   Pembahasan

          Tabel, Grafik dan Chart adalah salah satu sarana mempermudah suatu penyajian informasi, apalagi dalam membandingkan hasil. Dalam hasil survey pertama, mahasiswa yang menjawab ada 32 orang dan yang tidak menjawab berjumlah 9 orang,  dari jumlah keseluruhan mahasiswa ada 41 orang. Data ini menggambarkan masih lumayan banyak yang belum berpartisipasi aktif dalam menjawab dan berkonstribusi dalam kelas online mata kuliah ini, karena  seharusnya keterbatasan-keterbatasan dalam mengakses internet apalagi sosial media sudah bukan lagi menjadi kesulitan, dan kendala waktu serta kesibukanlah yang dapat menjadi penghalang. Terlepas dari hal-hal tersebut perlu diberikan apresiasi yang baik pula untuk mahasiswa yang telah memberikan jawaban dan berkonstribusi dalam forum diskusi, walau terkadang sumber referensi yang dibaca sama sehingga menimbulkan kemiripan-kemiripan jawaban yang dihasilkan, namun mereka tetap berusaha menjawab dan menumpahkan pengertian-pengertian dan pemahaman-pemahaman yang mereka susun menjadi postingan-postingan komentar di forum tersebut.

            Pada hasil kedua dan ketiga, disajikan data mengenai jawaban pertanyaan ‘apakah penggunaan media facebook dalam pembelajaran ini  merupakan suatu inovasi atau bukan’ dan alasan-alasan mereka dalam menentukan jawaban mereka tersebut pada hasil survey ketiga. Terdapat 4 orang yang menyatakan bahwa metode ini adalah inovasi yang didasarkan pada teori Rogers dan Reigeluth, kebanyakan dari mereka yang menjawab yes memberikan alasan bahwa mereka baru menggunakan facebook sebagai media pembelajaran, dan media ini terus-menerus digunakan dalam proses pembelajaran pada mata kuliah ini ditiap minggunya. Adapula 8 orang mahasiswa yang berpendapat bahwa  metode ini bukanlah suatu inovasi, kabanyakan alasan mereka adalah bahwa penggunaan metode facebook ini sama dengan media-media online lainnya yang digunakan pada mata kuliah lain. Sedangkan mayoritas mahasiswa menjawab yes dan no, jawaban ini memiliki arti bahwa grup diskusi facebook ini dapat dikatakan sebagai inovasi, baik dari pengertian inovasi menurut roger ataupun reigeluth namun disisi lain tidak dapat atau tidak lagi mejadi suatu inovasi.



     D.   Kesimpulan

a.   Kesimpulan

     Berdasarkan 2 teori ahli yang dijadikan acuan (Rogers dan Reigeluth) saya menarik kesimpulan bahwa kata kunci dari inovasi, adalah :

                                       1.            Baru
                                       2.            Perubahan menyeluruh
                                       3.            Berlangsung terus- menerus
       
        Baru disini adalah baru bagi individu atau kelompok yang mengadopsinya. Bisa jadi dalam suatu lingkup yang sama, timbul bermacam-macam pendapat dalam menilai suatu inovasi atau bukan inovasi, hal ini juga tergambar dalam jawaban-jawaban mahasiswa yang ditanya mengenai apakah metode pembelajaran facebook ini suatu inovasi atau bukan, hal ini dikarenakan pengalaman, apa yang dirasakan dan pemahaman individu berbeda-beda. Dan berdasarkan kata kunci tersebut jugalah saya mengelompokkan alasan-alasan yang diberikan teman-teman mahasiswa lainnya.
        
'Suatu INOVASI akhirnya dapat berubah menjadi hal BIASA dan hal BIASA dapat berubah menjadi INOVASI', dan semua ini tergantung kreatifitas dan ide-ide cemerlang yang membuat perubahan dan pembaharuan secara terus-menerus sehingga hal tersebut selalu menjadi baru bagi penngadopsinya dan ditujukan untuk menyelesaikan masalah yang ada, mengefisiensikan serta mengefektifkan suatu kegiatan dari hal-hal yang telah ada sebelumnya. (iaka)

b.  Saran
        Sebagai Teknolog Pendidikan kita harus peka dan sigap dalam menerima inovasi-inovasi yang ada, bahkan kita dituntut untuk menjadi seorang inovator yang mampu menciptakan hal-hal baru demi memecahkan masalah yang terjadi.


Daftar Pustaka
·         Rogers, Everett M. Diffusion of Innovation. New York: The Free Press, 1993.
·         http://en.wikipedia.org/wiki/Everett_Rogers (diakses pada 05 april 2014)
·         http://www.instructionaldesign.org/theories/elaboration-theory.html (diakses pada 05 april 2014)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pengertian, Macam dan Jenis Lensa Kamera + Contohnya

Lensa Kamera
 Kelompok 1 – TP REG’12 – FIP - UNJ


                        *
Amelia Chasanda       (1215121097 )
                        * Annisa                         (1215121086)
                       
* Ida Ayu Komang A.   (1215121096)
                       
                       
A. Pengertian dan Fungsi Lensa
                                Lensa merupakan bagian utama dari kamera, elemen kaca atau plastik yang terdiri atas susunan elemen optik yang berfungsi untuk menangkap gambar di depan kamera, memfokuskan cahaya, serta meneruskan sinar dengan kombinasi warna untuk diterima oleh sensor atau film. Pada kamera saku maupun kamera prosumer, lensa ini dibuat menyatu dengan bodi kamera, namun lensa yang digunakan pada kamera SLR dijual terpisah. Baik lensa yang menyatu dengan kamera ataupun lensa khusus kamera SLR, keduanya memiliki kesamaan dalam prinsip kerja, desain optik serta karakteristiknya. Lensa DSLR bisa dikelola secara manual dengan tangan, tanpa lewat tombol. Hal ini memungkin pengguna leluasa untuk melakukan pembesaran (zoom-in) atau pengecilan (zoom-out).
                        Lensa yang berkualitas tinggi memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang memuaskan dalam hal ketajaman, kontras maupun warna. Untuk menilai performa lensa para produsen menggunakan MTF chart yang bisa memberi gambaran kualitas lensa. Berkat teknologi manufaktur lensa modern dengan bantuan komputer, lensa masa kini semakin berkualitas dan sudah dilengkapi dengan fitur modern seperti lapisan khusus yang bisa meningkatkan ketajaman dan meredam flare. Dalam memilih lensa yang baik, diperlukan pemahaman dasar akan istilah-istilah yang umum dijumpai pada lensa, sekaligus mengenali pembagian atau penggolongan lensa berdasarkan jenisnya.[1]


Gambar jangkauan sudut pandang kamera
B  Jenis - jenis  Lensa

a. Panjang fokal (Focal Length) yaitu Lensa Weid, Normal, dan Tele
            Secara difinisi, panjang fokal menandakan seberapa jarak antara sensor (atau film) terhadap lensa, saat kamera memfokus ke tak terhingga (infinity). Untuk menunjukkan panjang fokal lensa ini digunakan satuan milimeter (mm). Dalam pemahaman yang lebih umum, panjang fokal lensa menunjukkan seberapa besar sudut gambar (picture angle atau  angle of view) yang bisa dihasilkan oleh sebuah lensa. Sudut gambar inilah yang akan menentukan luasnya bidang gambar yang bisa didapatkan pada panjang fokal tertentu.

b. Lensa Rentang Optis yaitu Lensa Fix, dan Lensa Zoom.
            Lensa fix punya ukuran yang kecil, dengan sedikit elemen optik dan sesuai namanya, lensa fix hanya memiliki panjang fokal yang tetap.
            Sedangkan Lensa zoom sendiri memiliki kelebihan dibanding lensa fix yaitu punya rentang fokal yang bisa dirubah, dari fokal terpendek hingga fokal terpanjang. Kemampuan zoom lensa diukur dengan membandingkan fokal terpanjang terhadap fokal terpendeknya, contoh bila lensa zoom 28-280mm maka panjang fokal terpendek adalah 28mm dan  fokal terpanjang adalah 280mm, sehingga lensa ini disebut dengan lensa zoom 10x (atau 280 dibagi 28). Lensa zoom memiliki kelebihan dalam hal kepraktisan karena dengan satu lensa bisa didapat berbagai variasi fokal lensa untuk berbagai kebutuhan fotografi dan perspektif yang diinginkan. Namun dalam hal ketajaman, lensa zoom memang tidak bisa menyamai lensa fix. Hal ini karena rumitnya susunan optik dalam lensa zoom sehingga berpotensi menurunkan ketajaman secara umum. Dalam lensa zoom, ketajaman pada fokal terpanjang dan fokal terpendek umumnya menurun.                                                                                                                   
                                                                                                                                    
1. Fokal lensa yang pendek (misal 28mm) menghasilkan sudut gambar yang besar sehingga mampu mendapat bidang gambar yang luas atau lebar (wide angle). Semakin pendek fokalnya maka semakin luas bidang gambar yang bisa dihasilkan. Maka lensa 18mm bisa disebut lebih ‘wide’ daripada lensa 28mm. benda yang difoto dengan lensa wide hasilnya akan tampak lebih jauh daripada kenyataannya. Contoh ukuran lensa : 18 mm, 24 mm, 28 mm


1.1 Lensa Fix Wide Angle  (24mm, 35mm)



1.2 Lensa Wide Angle Zoom
               Lensa wide angle zoom adalah jenis lensa yang populer bagi photographer pemandangan atau arsitektur karena kemampuan lensa ini untuk menangkap bidang yang luas dengan prespektif yang dinamis. Contoh lensa wide angle zoom dari berbagai merek antara lain : Sigma 10-20mm, Canon EF-S 10- 22mm, Tokina 12-24mm dan lain sebagainya.


2. Fokal lensa yang panjang (misal 200mm) menghasilkan sudut gambar yang kecil sehingga mampu mendapat bidang gambar yang sempit, cocok untuk keperluan foto jarak jauh (telephoto). Semakin panjang fokalnya maka semakin jauh kemampuan tele yang dimiliki lensa tersebut. Jadi lensa 400mm bisa disebut lebih ‘tele’ dari lensa 200mm. . Lensa dengan fokal yang lebih besar dari 50mm disebut lensa tele, benda yang difoto dengan lensa tele hasilnya akan tampak lebih dekat daripada yang semestinya. Contoh ukuran lensa : 85 mm, 100 mm, 135 mm, 200 mm, 300mm


2.1 Lensa Fix Telephoto (85mm, 105mm)

       

2.2 Lensa Telephoto Zoom
               Lensa telephoto zoom adalah jenis lensa yang dapat membuat objek yang jauh terasa lebih dekat. Sangat populer dikalangan photographer binatang liar, olahraga, photo-jurnalistik dan banyak lagi. Lensa telephoto zoom juga populer untuk portrait karena kemampuannya dalam mengkompresi latar belakang, sehingga model anda terlihat lebih enak dipandang. Biasanya lensa telephoto zoom rawan getar, maka dari itu lensa telephoto zoom yang memiliki Image stabilization sangat dianjurkan. Contoh lensa telephoto zoom dari berbagai merek antara lain : Canon 55-250mm IS, Sony 70-200mm f/2.8, Pentax 65-250mm f/4, Sigma 50-500mm dan sebagainya.


3. Fokal lensa normal / Lensa Prima/Prime Lens (50mm) lensa ini memiliki panjang fokal yang dianggap sama dengan bidang gambar yang dilihat oleh mata manusia (sudut gambarnya sekitar 46o) .

                                                                                                                 
3.1 Lensa Fix Normal/ Standar (50mm, 60mm)



3.2 Lensa Normal / Standar Zoom
               Lensa standard zoom sering disebut juga sebagai jenis lensa jalan-jalan atau travelling. Lensa standard zoom biasanya mempunyai rentang fokal antara 16-85mm. Rentang fokal lensa standard zoom sangat fleksibel. Contoh lensa standar zoom dari berbagai merek antara lain : Canon 18-55mm f/3.5-5.6 IS, Nikon 18-55mm f/3.5-5.6 VR, Nikon 16-85mm f/3.5-5.6 VR, Pentax 16-50mm f/2.8


             Jadi dapat disimpulkan dalam penggolongan kamera berdasarkan panjang fokalnya terdapat 3 jenis yaitu lensa wide, lensa normal dan lensa tele. Lensa wide cocok dipakai untuk mendapat foto dengan kesan luas, seperti pemandangan ataupun arsitektur. Sedangkan lensa tele cocok untuk memotret benda yang jauh seperti saat outdoor atau meliput acara pertandingan olahraga. Lensa normal sendiri lebih cocok dipakai untuk potret wajah atau kebutuhan lain yang memerlukan sudut gambar normal. 

c. Desain Aparture Lensa
            Di dalam lensa kamera terdapat sebuah komponen mekanik yang dinamakan aperture atau diafragma, yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke lensa. Diafragma tersusun atas sekumpulan lapisan logam tipis (blade) yang membentuk lingkaran iris dan ukuran lubangnya bisa dibuat membesar atau mengecil. Pengaturan masuknya cahaya dilakukan dengan mengubah besarnya bukaan diafragma dari bukaan terbesar hingga terkecil dalam satuan f-number. Bukaan besar dinyatakan dalam f-number kecil, dan sebaliknya bukaan kecil dinyatakan dalam f-number besar. Lensa dengan bukaan besar memiliki kemampuan memasukkan cahaya lebih banyak sehingga memungkinkan untuk pemakaian kecepatan shutter yang lebih tinggi.


Gambar di atas adalah bentuk diafragma lensa, dimana gambar sebelah kiri menunjukkan bukaan kecil dan sebelah kanan menunjukkan bukaan besar.

            Bukaan  diafragma yang besar (misal f/1.4 atau f/1.8) lebih mudah diwujudkan dalam desain lensa fix. Maka itu mayoritas lensa fix memiliki bukaan diafragma yang besar yang juga punya keistimewaan dalam membuat blur alias out-of-focus pada latar. Namun tidak demikian halnya dengan lensa zoom, dimana untuk membuat lensa zoom dengan bukaan diafragma yang besar agak lebih sulit untuk dilakukan. Pada lensa zoom, bukaan maksimum yang umum dijumpai adalah f/2.8 meski kini mulai dijumpai ada kamera saku yang memiliki lensa yang bisa membuka amat besar hingga f/1.8.
Ditinjau dari desain aperturenya, lensa zoom sendiri terbagi atas dua kelompok :
- Lensa zoom bukaan konstan
            Lensa zoom dengan bukaan konstan, misalnya lensa 24-70mm f/2.8 atau lensa 70-200mm f/4 menandakan kalau bukaan maksimum lensa ini pada posisi fokal berapapun adalah tetap. Jadi misal lensa 24-70mm f/2.8 akan mampu membuka sebesar f/2.8 pada posisi fokal 24mm hingga 70mm. Lensa semacam ini lebih sulit untuk dibuat, juga punya ukuran yang lebih besar dan berat, sehingga lensa jenis ini tergolong dalam lensa zoom kelas mahal.
                                                                                                                                               
- Lensa zoom bukaan variabel
            Lensa zoom dengan bukaan variabel lebih mudah dan murah untuk dibuat, serta memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga ringkas dan ringan. Lensa jenis ini punya bukaan maksimal yang akan mengecil saat lensa di zoom dari posisi fokal terpendek ke fokal terpanjang. Untuk mengetahui bukaan maksimum lensa semacam ini bisa dilihat dari informasi yang ditulis pada lensa, misal lensa 18-105mm f/3.5-5.6 artinya lensa ini memiliki bukaan maksimal f/3.5 pada posisi fokal 18mm dan bukaan maksimal akan mengecil hingga menjadi f/5.6 pada posisi fokal 105mm. Meski tidak ditulis di lensa, sebenarnya bukaan minimum pun bisa mengecil saat lensa di zoom. Hal ini tergantung dari desain lensa, biasanya lensa yang memiliki bukaan minimum yang bisa mengecil saat lensa di zoom adalah lensa kamera SLR.
            Karena dengan bukaan yang besar sebuah lensa bisa memasukkan cahaya lebih banyak sehingga memungkinkan untuk memakai kecepatan shutter yang lebih tinggi, maka lensa dengan bukaan besar biasa disebut dengan lensa cepat. Untuk lensa fix, karena bukaan maksimumnya umumnya besar, maka hampir semua lensa fix disebut dengan lensa cepat. Namun berhubung amat sulit untuk membuat lensa zoom dengan bukaan yang besar, maka lensa zoom dengan bukaan konstan f/2.8 sudah bisa disebut dengan lensa cepat. Kebanyakan lensa zoom kamera SLR yang memiliki ukuran kecil adalah lensa lambat karena memiliki bukaan yang kecil dan akan semakin mengecil saat lensa di zoom. 

d. Lensa Khusus
1. Lensa Super Zoom
            Lensa super zoom seperti sebuah gabungan dari lensa standard zoom dengan lensa telephoto zoom. Rentang fokal lensa super zoom sangat lebar, dari 18mm sampai 200mm bahkan ada yang sampai 270mm. Karena itu, lensa ini sangat populer untuk lensa jalan-jalan atau travelling. Ideal untuk orang yang tidak ingin mengganti-ganti lensa. Kekurangan lensa ini yaitu pada kualitas optiknya yang secara umum tidak se-prima lensa standard zoom ataupun lensa telephoto zoom


2. Lensa Makro
            Lensa makro adalah jenis lensa ideal untuk mengambil photo close-up atau detail shot dari benda-benda berukuran kecil, misalnya perhiasaan, bunga, serangga, dan lain sebagainya. Lensa makro mampu membesarkan objek yang diphoto dan menangkap detail dan warna dengan tajam. Lensa makro kadang dipakai untuk portrait karena rentang fokal lensa makro biasanya sekitar 90-200mm.Hasil photo dengan lensa makro memang sangat tajam, sehingga permukaan/surface object terlihat sangat jelas. Pada umumnya lensa Makro yang baik bukan dari jenis lensa zoom melainkan jenis lensa prime (fixed  focal length).


3. Lensa Fokus Tunggal
            Lensa fokus tunggal adalah lensa dengan bidang fokus tunggal, biasanya disetel pada jarak hiperfokal. Lensa fokus tunggal didesain untuk mencapai jarak fokal yang maksimum sehingga kedalaman ruang dapat mencapai rentang dari jarak dekat hingga jarak terjauh (jarak hiperfokal).

4. Lensa Parfokal
            Lensa parfokal adalah sebuah lensa yang mempertahankan ketajaman bidang fokusnya walaupun terjadi perubahan panjang fokus lensa.

5. Lensa Mata Ikan (Fisheye Lens) / Super Wide Angle
            Lensa mata ikan adalah lensa sudut lebar dengan sudut pandang hemisperis yang sangat lebar. Lensa mata ikan pertama kali didesain dan dikembangkan guna kepentingan meteorologi untuk mempelajari barisan awan dan pertama kali disebut whole-sky lenses, lensa mata ikan menjadi populer pada fotografi umum karena distorsi citranya yang khas.



6. Lensa Arsitektur (Perspective Correction Lens)
            Lensa ini memperbaiki efek perspektif yang selalu terjadi jika memotret benda tiga dimensi dalam jarak relatif dekat. Perbedaan penggunaan lensa memberikan perbedaan perspektif. Perspektif adalah ukuran dan kedalaman relatif subjek dalam gambar. Perspektif juga bisa berarti perubahan bentuk, ukuran, dan kedalaman bidang yang relatif akibat perbedaan cara pandang antara objek dengan kamera. Perbedaan tersebut terjadi karena ada pergeseran posisi dalam melihat sesuatu dari sudut pandang, jarak, dan ketinggian yang tidak sama maupun penggunaan lensa dengan focal length yang berbeda.
                                                                                               
                                                Kesimpulan
          Dari pengertian lensa yaitu elemen kaca atau plastik yang terdiri atas susunan elemen optik  kita dapat menyimpulkan betapa pentingnya lensa untuk sebuah kamera. Dimana lensa berfungsi untuk menangkap gambar di depan kamera, memfokuskan cahaya, serta meneruskan sinar dengan kombinasi warna untuk diterima oleh sensor atau film. Dari bermacam-macam jenis lensa yang sudah disebutkan kita dapat memilih lensa yang sesuai dengan kebutuhan kita dalam dunia fotografi.
            Namun demikian keputusan akhir ada ditangan anda, karena sesungguhnya dengan berbekal pengetahuan yang cukup tentang teknik photography hampir semua jenis lensa dapat melakukan hal yang sama, kecuali untuk beberapa jenis lensa yang sangat spesifik  (wiseman say “whose the man behind the camera”).[2]

Daftar Pustaka
 v  http://www.focusnusantara.com/articles/istilah-istilah_dan_penggolongan _lensa_kamera (diakses pada 01 maret 2013)


v  http://id.wikipedia.org/wiki/Lensa_fotografi (diakses pada 01 maret 2013)


v  http://yhanphotografi.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-lensa-kamera-dslr.html
   (diakses pada 01 maret 2013)

   (diakses pada 01 maret 2013)

   (diakses pada 01 maret 2013)




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS